Main Article Content
Abstract
The government made an effort to solve moral decadence problem by proclaiming “ Character Education†in every level of education. Character education is a holistic educational process that connects the moral dimension to the social realm in the students life as the foundation to establish quality generations who are able to live independently and have the truth principle that can be accounted for. Character is a “behavior†not a ‘knowledge’. So, in the practice of character education requires not only the theory or the concept its self, but also the direct model of the teacher. Therefore, it can be internalized by the students well because it is not only taught but also exemplified. The implementation of character education in schools is more accurate through modeling approaches, modeling (uswah) conducted by the teacher Teacher’s exemplary is needs to be created because a teacher is a central figure in th school that the students’ attention always for them. Teachers should really be an example not only the conveyor of science information, but also includes transfer’s activity of virtuous noble character personality in order to form student’s character as a national asset that will be the determinant of the existence of this nation.
Â
ABSTRAK
Â
Pemerintah berusaha menyikapi permasalahan dekadensi moral atau merosotnya karakter peserta didik dengan mencanangkan pendidikan karakter disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan karakter merupakan suatu proses pendidikan secara holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam praktiknya pendidikan karakter tidak hany membutuhkan teori atau konsep semata. Karakter merupakan perilaku (behaviour), bukan pengetahuan sehingga untuk dapat diinternalisasi oleh peserta didik, maka harus diteladankan bukan hanya diajarkan. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah lebih tepat melalui pendekatan modeling, keteladanan (uswah) yang dilakukan oleh guru. Keteladanan guru perlu diciptakan karena gurulah sebagai tokoh sentral yang setiap saat menjadi perhatian peserta didik di sekolah. Guru harus benar-benar menjadi teladan bukan hanya sebata penyampai informasi ilmu pengetahuan, melainkan meliputi kegiatan mentransfer kepribadian yang berbudi pekerti luhur guna membentuk karakter peserta didik sebagai aset bangsa yang akan menjadi penentu eksistensi bangsa ini.
Article Details
References
- Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW.
- Adhi,R., 2010. Guru Super Membentuk Siswa Berkarakter. Pikiran Rakyat, edisi 6 Maret 2010.
- Hadiwinarto, 2009. Hubungan Antara Budi Pekerti Dengan Prestasi Belajar Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.15 No. 6 November 2009. Jakarta:Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional.
- Hasanah, A., 2009. Pendidikan Berbasis Karakter. Media Indonesia, edisi 14 Desember 2009.
- Kemendiknas, 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta:
- Kementrian Pendidikan Nasional.
- Koesoema, D. Pendidikan Karakter. http//www. asmakmalaikat.com.
- Matta, M.A., 2002. Membentuk Karakter Cara Islam. Jakarta:Al-I’tishom Cahaya Umat.
- Marfu’, K., 2010. Cara Praktis Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. http://www.inilah guru.com.
- Megawangi, R., 2007. Pendidikan Karakter. http://www. mizan.com.
- Napitupulu, E.L., 2010. Pendidikan Karakter Diintegrasikan. http://www.kompas. com/read/xml/2010/08/31/19585479/pendidikan.karakter.diintegrasikan.
- Raharjo, S.B., 2010. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.16 No. 3 Mei 2010. Jakarta:Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional.
- Sit, Masganti., 2010. Optimalisasi Kompetensi Moral Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.16 No. 1 Januari 2010. Jakarta: Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional.
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
- Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
- Wahid, A., 2009. Budi Pekerti Harus Diteladankan, Bukan Diajarkan. http://www.tribunjabar co.id.