Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi program Pemajuan Kebudayaan Desa (PKD) dalam upaya melindungi budaya tradisional dan memberikan ruang kepada komunitas untuk mengembangkan serta mengekspresikan budayanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dukungan data-data kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner daring yang ditujukan kepada individu lokal desa yang terpilih sebagai fasilitator Program PKD atau Pendamping Kebudayaan Desa. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengidentifikasi tema yang muncul dari respons kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan implementasi Program PKD mendorong pemerintah desa dan masyarakatnya memahami potensi budaya mereka sehingga meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian budaya. Program PKD juga memberi andil terhadap pembentukan ruang ekspresi budaya dan kerja sama antardesa pada sektor kebudayaan yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Kesimpulan, program PKD merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat berbasis budaya yang efektif meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat desa akan pentingnya upaya perlindungan dan pelestarian kebudayaan yang memiliki andil dalam kamajuan bangsa.

Keywords

Pemajuan Kebudayaan Desa potensi budaya desa pemberdayaan masyarakat pelestarian kebudayaan regenerasi tradisi

Article Details

How to Cite
Wulandari, D. (2024). Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa: Tinjauan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(1), 20 - 34. https://doi.org/10.24832/jpnk.v9i1.4489

References

  1. Afad, M.N. (2023). Merayakan living heritage batik Rifaiyah: Sebuah tafsir atas undang-undang
  2. pemajuan kebudayaan. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 25(1), 107-116. doi.org/ 10.25077/xxxxx
  3. Arifah, M. & Kusumastuti, N. (2018). Strategi mempercepat pembangunan desa mandiri: Studi di Desa Kemadang Gunungkidul. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan. 2(1), 177-198. doi.org/10.14421/jpm.2018.021-09
  4. Asteria, D., Alvernia, P., Kholila, B.N., Husein, S.I., & Asrofani, F.W. (2022). Forest conservation by the indigenous Baduy community in the form of customary law. Journal of Cultural Heritage Management and Sustainable Development, 12(1). doi.org/10.1108/JCHMSD-12-2020-0171.
  5. Astiana, R., Kartika, T., & Tawakal, M.I. (2022). Pendampingan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi wisata di Kampung Wisata Cibiru. BEMAS: Jurnal Bermasyarakat, 3(1), 50–58.
  6. doi.org/10.37373/bemas.v3i1.223
  7. Astika, I.G.A., Hadi, K.A., Kusumah, M.P., & Suryajaya, M. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Pemajuan Kebudayaan Desa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan.
  8. Bryant, L., & White, C. (2002). Manajemen Pembangunan untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: LP3ES.
  9. Chambers, R. (1994). Participatory rural appraisal (PRA): Analysis of experience. World Development, 22(9), 1253–1268. doi.org/10.1016/0305-750X(94)90003-5
  10. Geertz, C. (1963). Agricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia. Berkeley, CA: University of California Press
  11. Hamid, I., & Meilinda, S. R. (2023). Alienasi masyarakat gambut: Dampak program pemberdayaan terhadap livelihood masyarakat Desa Mantangai Hulu Kabupaten Kapuas. Jurnal Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(1), 1-23. doi.org/10.24235/empower.v8i1.13585
  12. Hukmiah. (2020). Community economic empowerment of the Bajo tribe based on local potential (A case study in Bajoe Village, East Tanete Riattang Sub-district Bone). International Journal of Scientific and Technology Research, 9(4), 3327–3331.
  13. Karmila, M. & Rochani, A. (2020). Karakteristik perilaku pengguna ruang publik di Kota Semarang (Studi kasus: Taman Progo,Taman Indonesia Kaya, dan BKB). Jurnal Planologi 17(1), 96-113. doi.org/10.30659/jpsa.v17i1.9171
  14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (2020). Program Penguatan Desa Pemajuan Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan. https://desabudaya.kemdikbud.go.id/
  15. Kerajaan, S.R.T., Koeswara, H., & Putera, R.E. (2023). The implementation of the regional cultural preservation policy of Dharmasraya Regency. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 25(2), 222-232. doi.org/10.25077/jantro.v25.n2.p222-232.2023
  16. Koentjaraningrat. (2011). Pengantar Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  17. Koster, M., & van Leynseele, Y. (2018). Brokers as Assemblers: Studying Development Through the Lens of Brokerage. Ethnos, 83(5), 803–813. doi.org/10.1080/00141844.2017.1362451
  18. Lestari, G. (2015). Partisipasi pemuda dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat untuk meningkatkan ketahanan sosial budaya wilayah. Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), 137–157. doi.org/10.22146/jkn.17302
  19. Minggu, K. (2022). Kebudayaan tradisional sebagai pilar pembangunan. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(3), 5205-5212. doi.org/10.47492/jip.v3i3.1844
  20. Murray, T.L. (2007). The will to improve: Governmentality, development, and the practice of politics. Durham, NC: Duke University Press. doi.org/10.2307/j.ctv11smt9s
  21. Nurcahyani, L. (2018). Strategi Pengembangan Produk Kain Tenun Ikat Sintang. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 3(1), 56-72. doi.org/10.24832/jpnk.v3i1.530
  22. Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2014_6.pdf
  23. Republik Indonesia. (2017). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Diambil dari https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1690.pdf
  24. Purna, I.M. (2016). Kearifan lokal masyarakat Desa Mbawa dalam mewujudkan toleransi beragama. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1(2), 261-277. doi.org/10.24832/jpnk.v1i2.764
  25. Putri, D.P. & Tri Suminar. (2023). Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal pada desa wisata “Kampung Kokolaka” Kelurahan Jatirejo Kota Semarang. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(2), 93–103. doi.org/10.37304/enggang.v3i2.8822
  26. Rist, G. (2007). Development as a Buzzword. Development in Practice, 17(4/5), 485–491. http://www.jstor.org/stable/25548245
  27. Rostiyati, A. (2017). Kearifan lokal pada arsitektur rumah tradisional di Kampung Wana. Patrawidya,18(3), 295-310. doi.org/10.52829/pw.4
  28. Rustan, E., & Munawir , A. (2020). Eksistensi Permainan Tradisional pada Generasi Digital Natives di Luwu Raya dan Pengintegrasiannya ke dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(2), 181-196. doi.org/10.24832/jpnk.v5i2.1639
  29. Saputra, P.P., Aisyah, S., & Darmanto, D. (2021). Analisis perencanaan pembangunan partisipatif di Desa Pemekaran sebagai perwujudan demokratisasi ditingkat lokal (Suatu studi pada desa pemekaran di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka). Jurnal Wacana Politik, 6(1), 74-83. doi.org/10.24198/jwp.v6i1.32304
  30. Sabaggalet, Y. (2023). Dinamika kapital sosial dan budaya uma dalam pembangunan berkelanjutan di Pulau Siberut. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya. 25(1), 117-129. doi.org/10.25077/jantro.v25.n1.p117-129.2023.
  31. Siregar, N.A.M., & Priyatmoko, R. (2022). Cultural-based tourism village strategy. Patrawidya, 23(1), 31-44. doi.org/10.52829/pw.377
  32. Sulistyaningsih, S., Muryanti, Agus Saputro, & Kanita Khoirun Nisa. (2022). Community resistance: Citizens refuse hotel development in the special region of Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(2), 199-224. doi.org/10.14421/jpm.2022.062-04
  33. Tondo, F.H. (2023). Bahasa minoritas Enggano di beranda depan NKRI: Kontak dan gejala kepunahan bahasa di Pulau Enggano, Bengkulu - Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 25(1), 35-50. doi.org/10.55981/jmb.2023.1849
  34. Wahyuningsih, R., & Pradana, G.W. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa Hendrosari melalui pengembangan Desa Wisata Lontar Sewu. PUBLIKA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara 9(2), 323-334. doi.org/10.26740 publika.v9n2.p323-334
  35. Wedhitami, B. (2014). Upaya perlindungan ekspresi budaya tradisional dengan pembentukan peraturan daerah. Law Reform, 9(2), 32-48. doi.org/10.14710/lr.v9i2.12444
  36. Yektiningtyas, W., & Siswanto. (2023). Traditional Games from Sentani Papua: Documentation and the Potentials of Utilization. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 25(2), 1-10. doi.org/ 10.25077/jantro.v25.n2.p212-221.2023
  37. Xinxin, C., Bohua, L., Yindi, D., Hongri, T., & Peilin, L. (2022). Optimization of cultural heritage site governance based on the perspective of community empowerment: A case study of rebala village. Tropical Geography, 42(1), 100–112. doi.org/10.13284/j.cnki.rddl.003416