Main Article Content

Abstract

Gerakan kaum wanita dalam menentang paham patriarkhi terus bergejolak melalui berbagai aktivitas kehidupan sosial. Salah satu hal yang cukup menarik yaitu munculnya gerakan kaum wanita dalam menentang paham patriarki melalui sorotan pada karya sastra. Mereka memandang bahwa karya sastra merupakan cerminan kehidupan sosial pada latar di mana karya sastra itu dilahirkan. Model gerakan ini tampaknya sangat efektif dalam upaya menyadarkan semua pihak untuk memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan bahwa masalah gender bukanlah alat untuk memilah kaum lemah dan kuat melainkan suatu kodrati yang harus menjadi dasar hidup saling membutuhkan dan berperan secara proporsional. Salah satu kasus karya sastra yang cukup menarik dikaji berdasarkan perspektif feminisme adalah novel berjudul "Women at Point Zero" karya seorang sastrawan wanita Mesir yang bernama Nawal el-Sadawi. Novel ini menggambarkan fenomena kehidupan wanita sebagai korban paham patriarkhi. Bagi dunia pembelajaran sastra hasil kajian model ini sangat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis hasil kajian ini bermanfaat sebagai pemerkaya teori sastra yang sudah ada dan secara praktis (khusus untuk pengajaran sastra) dapat dijadikan pola dan pijakan pengembangan model pembelajaran sastra yang berorientasi pada penumbuhan sikap kesadaran pembelajar dalam menghadapi isu-isu gender yang sedang merebak dalam kehidupan umat manusia saat ini.

Article Details

How to Cite
Heryadi, D. (2007). KAJIAN KARYA SASTRA BERDASARKAN PERSPEKTIF FEMINISME SEBAGAI PIJAKAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SASTRA YANG BERORIENTASI GENDER. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(68), 776-793. https://doi.org/10.24832/jpnk.v13i68.400

References

  1. Artika, I Wayan. 2002. "Ruang-ruang Migrasi dalam Sastra (Ideologi Patriarkhi dalam empat Novel A.A. Panji Tisna)" tersedia pada www.sekitarkita.com 2002.
  2. De Beauvoir, Simone. 1949. The Second Sex. New York: Bantam Books.
  3. Depdikbud.1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
  4. Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
  5. Djayanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
  6. El-Sadawi, Nawal (terj. Amir Sutaarga). 1989. Perempuan di TitikNol. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  7. Heryadi, Dedi. 2003. Kajian Sastra Berdasarkan Pandangan Strukturalisme. Tasikmalaya: FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
  8. Millet, Kate. 1977. Sexual Polittics. London: Virago.
  9. Humm, Maggie (terj. Mundi Rahayu). 2000. Ekslopedia Feminisme. Surakarta: Fajar Pustaka Baru.
  10. Mulyati, Yeti. 2003. "Kritik Sastra Feminis" Teori Sastra. Bandung: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPS Universitas Pendidikan Indo­nesia.
  11. Selden, Raman and Wodowson. 1996. Contemporary Literary Theory. Lex­ington: The University Press of Kentucky.
  12. Suharto, Sugihastuti. 2002. Kritik Sastra Feminis. Jogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.