Main Article Content

Abstract

This study aims to analyze: 1) the sustainability of the educational program and its use of local content in public senior secondary school 2 Pekalongan; 2) the advantages of the program for students; and 3) the advantages of the program for the surrounding societies. This case study used a descriptive method. The results showed that, 1) the educational program, which is based on local content, will continue to run despite the Directorate for Development of Senior Secondary School’s decision to stop funding it, and despite tidal floods, which created difficulty in environmental conditions; 2) the advantages of the program for students are, a) to know the local culture of their region; b) to understand several aspects related to the local culture of their region; c) to be able to manage resources of the local environment; and d) to be able to make a living in this context while preserving culture, tradition and the resources of the area; 3) the advantages of the program for the societies around the school have not yet included a significant increase in economic value (additional income/welfare). It can be concluded that the educational program, which is based on local content, in Public Senior Secondary School 2 in Pekalongan was not yet fully successful. However, this program will continue to run despite adverse environmental conditions due to tidal flood.

 

ABSTRAK

 

Tujuan studi ini untuk menganalisis: 1) keberlanjutan kebijakan program pendidikan berbasis keunggulan lokal di Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Pekalongan; 2) manfaat program pendidikan berbasis keunggulan lokal bagi peserta didik; dan 3) manfaat terhadap nilai tambah ekonomi bagi masyarakat di sekitar sekolah. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa: 1) kebijakan program pendidikan berbasis keunggulan lokal tetap dilanjutkan meskipun pihak Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah tidak lagi memberikan bantuan dana sharing dan kondisi lingkungan kurang kondusif karena sering terjadi bencana tahunan air rob; 2) manfaat pendidikan berbasis keunggulan lokal bagi peserta didik antara lain, a) mengetahui keunggulan lokal di daerahnya, b) memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal di daerahnya; c) mampu mengolah sumber daya yang berkaitan dengan keunggulan lokal; dan d) dapat menghidupi dirinya manakala memperoleh penghasilan, sekaligus melestarikan budaya, tradisi, dan sumber daya yang menjadi unggulan daerah; 3) manfaat pendidikan berbasis keunggulan lokal bagi masyarakat sekitar belum memberikan nilai tambah (ekonomi) bagi masyarakat di sekitar sekolah. Studi ini menyimpulkan bahwa kebijakan pendidikan berbasis keunggulan lokal di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pekalongan belum berhasil sebagaimana mestinya, tetapi tetap dilanjutkan walaupun kondisi lingkungan mengalami bencana banjir air rob setiap tahunnya.

Article Details

How to Cite
--, S. (2015). Kebijakan Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pekalongan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 21(2), 115-134. https://doi.org/10.24832/jpnk.v21i2.181

References

  1. Ahsin. 2012. Studi Evaluasi Kesiapan Pendidikan Berbasisi Keunggulan Lokal di SMA Negeri 1 Praya, Lombok Timur, Tesis, Universitas Pendidikan Singaraja dalam http://pasca.undiksha.ac.id> homevol 2, No 1 (2012), diakses 17 Juli 2015.
  2. Aman dan Kumulasa D. 2008. Faktor-faktor Pendukung Kualitas Pembelajaran Sejarah di SMA 5 Yogyakarta, Yogyakarta: UNY.
  3. BPMP2T Kota Pekalongan. 2014. Potensi Perikanan, http://pekalongankota.go.id/index.php/id/beranda/24-kota-pekalongan/profil-investasi/profil-investasi-sektor-perikanan-dan kelautan/55-potensi-perikanan, diakses tanggal 25 Juli 2015
  4. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32/2013, Jakarta: Depdiknas.
  5. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2010. Konsep Pendidikan Berbasis Keuggulan Lokal (PBKL) di SMA: Jakarta: Direktorat Jenderal Mandikdasmen.
  6. Dwitagama, D. 2007. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam https//akhmadsudrajat.wordpress.com/../konsep dasar, diunduh tanggal 15 Mei 2015
  7. Herial. 2009. Studi Peningkatan Kebutuhan Pendidikan Kejuruan Untuk Mendukung Potensi Lokal Perikanan di Kecamatan Pangkalbalam dan Bukit Intan, Pangkal Pinang, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegogro, Semarang.
  8. Iqbalon, A. 2015. Mendikbud–Menko Maritim Sepakat Optimalisasi SMK Maritim dalam www.antaranews.com/.../mendikbud-menko.m...diakses 27 Juli 2015.
  9. Kusumaningsih, D. (tanpa tahun) Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C SMA Negeri 11 Yogyakarta Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Contextual Teaching Learning Pada Materi Perbandingan Trigonometri. Skripsi,
  10. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, dalam: core.ac.uk/download /pdf/1105973.pdf diunduh tanggal 25 Juli 2015
  11. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 5/PUU-X/2012 tentang Keputusan Pengabulan Pemohon Uji Materi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Pendidikan, Pasal 50 ayat (3).
  12. Lena, D. 2006. Peranan SMK Kelautan dan Perikanan Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kaitannya Dengan Ketahanan Keluarga, Tesis (tidak dipublikasikan), Program Pascasarjana Universitas Indonesia, dalam http://lib.ui.ac.id/ opac/ ui/detail. jsp? Id =97157danlokasi=lokal diakses 21 Juli 2015.
  13. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
  14. Pemerintah Kota Pekalongan. 2011. Sejarah Singkat Kota Pekalongan. http://pekalongankota.go.id/index.php/id/beranda/24-kota-pekalongan/profil-investasi/profilinvestasi-sektor-perikanan-dan kelautan/55-potensi-perikanan, diakses 10 Juni 2015.
  15. Purwanto, A.E., dan Sulistyastuti, R. D., 2012. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
  16. Priartini, 2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Tesis (tidak dipublikasikan) Universitas Pendidikan Indonesia (repository.upi.edu) perpustakaan.upi.edu.
  17. Satria, 2005. Karkter Masyarakat Pesisir, dalam mfile.narotama.ac.id/../optimalisasi%20pengelolaan%20, diakses 9 Mei 2015.
  18. SMAN 2 Kota Pekalongan. 2014. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pekalongan.
  19. Suara Merdeka. 6 Maret 2015. Jurusan Perikanan SMK 1 Menjadi Rujukan, http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jurusan-perikanan-smk-1-menjadi-rujukan/, diakses 3 Juli 2014.
  20. Sudrajat, A. 2005. dalam https://pendidikan berbasis keunggulan lokal.konsep dasar, diakses 5 Mei 2015.
  21. Triarso, I. 2012. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Pantura Jawa Tengah. Saintek Perikanan, 18(1), online http://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/view/6771/5537, diakses 25 Juli 2015, diakses 8 Juli 2015.
  22. Wasino. 2008. dalam www.slideshare.net/.../pendidikan berbasis keunggulan lokal, diakses 15 Mei 2015.
  23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, dalam www.pekalongankab.go.id diakses 8 Juli 2015