Main Article Content
Abstract
The aim of this research is to explain the methods for maintaining the use of Sundanese language in the Sundanese Traditional Wedding Ceremony in Bandung Regency and to describe the factors that influence them. The method used in this reasearch was a descriptive-qualitative method. The data sources were the Sundanese traditional wedding ceremony in Kabupaten Bandung. The results show that the methods for maintaining the use of Sundanese language in the Sundanese traditional wedding Ceremony in Kabupaten Bandung include the traditional welcoming ceremony for bride and groom by lengser, saweran, ngaleupaskeun japati, door opening, and sungkem. The factors that influence the insistence of maintaining the usage of Sundanese language in the Sundanese Traditional Wedding Ceremony are to preserve the cultural identity and the cultural background of the bride and groom’s family.Â
Â
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk pemertahanan bahasa Sunda dalam upacara pernikahan adat Sunda di Kabupaten Bandung dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatifdeskriptif. Sumber datanya adalah upacara pernikahan adat Sunda di Kabupaten Bandung. Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis terhadapnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pemertahanan bahasa Sunda pada upacara pernikahan adat Sunda di Kabupaten Bandung, Jawa Barat meliputi bentuk penjemputan oleh lengser, saweran inti, ngaleupaskeun japati, buka pintu, dan sungkem. Faktor yang menyebabkan terjadinya pemertahanan bahasa Sunda pada upacara pernikahan adat Sunda adalah mempertahankan identitas kultural dan latar belakang kultural keluarga yang melangsungkan upacara pernikahan tersebut.
Article Details
References
- Aritonang, B. (2017). Bahasa Indonesia, daerah, dan asing di wilayah perbatasan: Studi pada Bahasa Waisa dan Muyu. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2(2), 135-155.
- Brata, N.T. (2010). Bahasa dan integrasi bangsa dalam kajian antropologi-fungsional. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(4), 469-476.
- Duranti, A. (1997). Linguistic Anthropology. Los Angeles: University of Calofornia.
- Dwimarwati, R. & Wita, A. (2013). Sandiwara Sunda sebagai bentuk transmisi nilai bagi generasi muda. Panggung, Jurnal Seni Budaya, 23(3), 261-269.
- Halliday, M.A.K. (1973). Exploration in The Functions of Language. London: Edward Arnold.
- Mbete, A.M. (2015). Masalah kebahasaan dalam kerangka pelestariannya: perspektif ekolinguistik. Jurnal Tutur, 1(2), 181-188.
- Muchtar, R.H.U. & Ki Umbara. (1987). Modana. Bandung: PT Mangle Panglipur.
- Muhadjir, N. (2011). Metodologi penelitian: paradigma positivisme objektif, phenomenologi interpretatif, logika bahasa platonis, chomsky, hegelian, dan hermeneutik, paradigma studi islammatematik, recursion, set theory, structure equality modeling dan mix. Yogyakarta: Rakesarasin.
- Pastika, I.W. (2012). Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa indonesia dan bahasa daerah: peluang atau ancaman. Jurnal Kajian Bali, 02(2), 142-164.
- Poedjosoedarmo, S. (2017). Language Propriety in Javanese. Journal of Language and Literatur, 17(1),1-9.
- Purnomowulan, N.R., Samson CMS, Machdalena, S., Dewi, E.R., Endrawan, A. (2017). Teknologi tepat guna – membangun kecintaan dan kebanggaan pada kearifan lokal bahasa Sunda. Panggung, Jurnal Seni Budaya, 27(1), 62-73.
- Rokhman, F. (2013). Sosiolinguistik: Suatu pendekatan pembelajaran bahasa dalam masyarakat multikultural. Tangerang: Graha Ilmu.
- Spradley, J.P. (2016). The Ethnographic Interview. Ellinois: Waveland Press Inc.
- Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Jakarta: Diandra Primamitra.