Main Article Content
Abstract
This objective of this article is to analyze the linguistic forms used by Hamap people in a corn plantation. This qualitative study is interdisciplinary, because it combines two scientific disciplinaries,namely linguistics and anthropology (ethnolinguistics). Based on this perspective, it is found that in this modern era Hamap people still retain their original traditions. The traditions can be found in the corn plantation which is expressed by the names of plantation tools, corn and its traditional names, the process of corn plantation, and traditional songs accompanying the corn planting process. These linguistic forms implicitly describe that although Hamap language is minor and includes potential endangered language it is still used in the corn plantation
ABSTRAK
Â
Artikel ini mengkaji bentuk-bentuk bahasa yang digunakan oleh orang Hamap di perkebunan jagung. Studi kualitatif ini bersifat interdisipliner, karena menggabungkan dua disiplin ilmu, yaitulinguistik dan antropologi (etnolinguistik). Berdasarkan perspektif ini, ditemukan bahwa dalam era modern sekarang ini orang Hamap masih mempertahankan tradisi asli mereka. Tradisi ini dapat ditemukan pada saat penanaman jagung yang diekspresikan melalui nama-nama alat perkebunan, jagung dan bagian-bagiannya, proses penanaman jagung, dan nyanyian tradisi yang menyertai penanaman jagung. Bentuk-bentuk bahasa ini secara implisit menggambarkan bahwa meskipun tergolong minoritas dan berpotensi terancam punah, bahasa Hamap masih digunakan dalam perkebunan jagung.
Article Details
References
- Agar, Michael. 1994. Language Shock: Understanding the Culture of Conversation. New York: William Morrow.
- Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor. 2008. Alor dalam Angka. Alor: Badan Pusat Statistik.
- Bria, Florens Maxi Un. 2001. Mengenal Keajaiban Pulau Kenari: Pluralisme dan Paradigma Pembangunan Kabupaten Alor Memasuki Otonomi Daerah dan Indonesia Baru Era Millenium III. Kupang: Yayasan Parahita Widya Bhakti & Caritas Publishing House.
- Crystal, David (ed.). 2000. Language Death. United Kingdom: Cambridge University Press.
- Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Alor (Diakses dari: http://alorkab.go.id/newalor/index.php?option=com_content&task=view&id=44&Itemid=30)
- Ethnologue Languages of the World. 2009. Texas: SIL International. Diakses pada tanggal 12 Januari 2010 dari: http://www.ethnologue.com/show_language.asp?code=xmm.
- Forum Kerjasama Agribisnis. Tanpa Tahun. “Snack Jagung Titi di NTTâ€. http://foragri.blogsome.com/snackjagung-titi-di-ntt. Diakses pada tanggal 11 April 2011.
- Katubi (ed.). 2005. Identitas Etnolinguistik Orang Hamap: Kode Etnisitas dan Bahasa Simbol. Jakarta: LIPI Press.
- Ketua Adat Hamap. 2005.
- Kramsch, Claire. 1998. Language and Culture. Oxford: Oxford University Press.
- Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Parson, Talcott. 1961. The Social Theories of Talcott Parsons. USA: Prentice-Hall.
- Risager, Karen. 2006. Language and Culture: Global Flows and Local Complexity. Clevedon, Buffalo and Toronto: Multilingual Matters.
- Spencer, Andrew dan Arnold M. Zwicky. 2001. The Hanbook of Morphology. Oxford: Blackwell.
- Tondo, Fanny Henry. 2006. “Mikrolinguistik Bahasa Hamap: Tataran Fonologi dan Morfologiâ€, dalam Katubi (ed.), Identitas Etnolinguistik Orang Hamap dalam Perubahan. Jakarta: LIPI Press.
- UNESCO,1996. “Universal Declaration on Linguistic Rightsâ€.