Main Article Content
Abstract
People’s perception in border area toward bahasa Indonesia, local and foreign languages is still relevant to be observed. In this regard, the study purpose is to describe the characteristics of Banda and Kombut respondents who live in the border areas of Indonesia and Papua New Guinea and their perceptions toward bahasa Indonesia (language of Indonesian people), local languages (Walsa and Muyu), and foreign language  (Papua New Guinea language) which related to the policy on Indonesian and local assistance. To reach that goal, this research model is using quantitative model with descriptive method. This research is classified as field research with primary and secondary data types. The sample consists of 108 respondents of Kampung Banda and 110 of Kampung Kombut. The data were processed by simple tabulation analysis and Likert scale with reference to the average score formula. The results of this research indicate that Banda people’s perception is very positive towards bahasa Indonesia, positive to Walsa language, and not positive to Papua New Guinea language. Kombut people’s perception is positive towards bahasa Indonesia, quite positive both towards Muyu and of Papua New Guinea language. The perceptions of those two communities toward bahasa Indonesia, and their local languages due to loyalty, proudness, and awareness of bahasa Indonesia, Walsa, and Muyu norms. The results of people’s perception toward Papua New Guinea language which are Banda is not positive and Kombut is quite positive as they do not use the language as a medium of daily communication.
Â
Abstrak:
Â
Masyarakat tutur di wilayah perbatasan terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing masih relevan untuk dicermati. Sehubungan dengah hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden masyarakat Banda dan Kombut yang berdomisili di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan persepsi mereka terhadap bahasa Indonesia, daerah (bahasa Walsa dan Muyu), dan asing (bahasa Negara Papua Nugini) yang berkaitan dengan kebijakan pembinaan bahasa Indonesia dan daerah. Untuk mencapai tujuan itu, model penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini tergolong penelitian lapangan dengan jenis data primer dan sekunder. Sampel terdiri atas 108 masyarakat tutur Kampung Banda dan 110 Kampung Kombut. Data diolah dengan analisis tabulasi sederhana dan skala Likert dengan mengacu pada rumus skor rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Banda adalah sangat positif terhadap bahasa Indonesia, positif terhadap bahasa Walsa, dan tidak positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Persepsi masyarakat Kombut adalah positif terhadap bahasa Indonesia, cukup positif terhadap bahasa Muyu, dan cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Kedua kelompok masyarakat tersebut berpersepsi demikian terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing karena mereka setia, bangga, dan sadar adanya norma bahasa Indonesia, Walsa, dan Muyu. Persepsi masyarakat Banda adalah tidak positif dan masyarakat Kombut cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini karena mereka tidak menggunakan bahasa Negara itu sebagai media komunikasi sehari-hari.
Article Details
References
- Abdullah, I. & Sari, I.P. Politik Identitas Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia: Kasus Badau di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Jurnal Kawistara, 4(3),225—330, https://jurnal.ugm.ac.id/index.php/kawistara/article/view/6378/5036), diakses tanggal 16 Januari 2016.
- Aritonang, B. 2013. Kemampuan dan Pandangan Masyarakat Tutur Sebatik terhadap Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing. Yogyakarta: Lokus Tiara Wacana Group.
- Aslinda & Syafyahy. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Rafika.
- Chaer, A. & Leonie A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
- Miranti, I., Engliana, & Fitri S.H. 2015. Penggunaan Media Lagu Anak-Anak dalam Mengembangkan Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris Siswa di PAUD. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(2) 167-173, http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/ article/view/382/364, diakses 29 Januari 2016.
- Holmes, J. 2008. An Introduction to Sociolinguistics. England: Pearson Education Limited.
- Jalal, M. 2001. Nasionalisme Bahasa Indonesia dan Kompleksitas Persoalan Sosial dan Politik. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, XIV(1) 81—92, http://www.journal.unair.ac.id/ filerPDF/06-jalal.pdf, diakses 14 Februasi 2016.
- Moeliono, A. 2010. Kebijakan Bahasa dan Perencanaan Bahasa di Indonesia: Kendala dan Tantangan. Dalam Perencanaan Bahasa pada Abad Ke-21: Kendala dan Tantangan (Risalah Simposium Internasional Perencanaan Bahasa), Sugiyono dan Yeyen Maryani (Ed.). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Muradi, A. 2015. Pembelajaran Menulis Bahasa Arab dalam Perspektif Komunikatif. Jakarta: Prenada Media Group.
- Muslihah, N.N. 2015. Menumbuhkan Sikap Positif terhadap Bahasa Indonesia melalui Pemahaman Makna Sumpah Pemuda. Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa 2015. Unit Penerbitan FKIP Universitas Bengkulu, pp. 301-314, http://repository.unib.ac.id/11138/, diakses tanggal 23 Februasi 2016.
- Myers-Scotton, C. 2002. Contact Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
- Prasojo, Z.H. 2013. Dinamika Masyarakat Lokal di Perbatasan. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 21(2),417-436. http://www.journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/ article/view/252/233, diakses 5 Desember 2016.
- Riyanti, W. 2017. Sikap terhadap Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
- Riyantoro, B. & Ati H. 2013. Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih. Prosiding PESAT 5, E256-E263 http:// www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/923/813, diakses 7 September 2016.
- Rosmawaty. 2013. Kebertahanan Bahasa Daerah dalam Konteks Kebijakan Bahasa Nasional Indonesia: Kasus Bahasa Batak. Jurnal Bahasa dan Seni 41(2), 191-202, http:// journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/view/109, diakses 10 September 2017.
- Saragih, A. 2006. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: PPS Unimed. Sarwowo, S.W. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Bulan Bintang.
- Siburian, R. 2002. Entikong: Daerah Tanpa Krisis Ekonomi di Perbatasan Kalimantan Barat– Sarawak. Jurnal Antropologi Indonesia, 87-93 http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/ view/3431/2712 , diakses tanggal 15 Februasi 2016.
- Suandi, I.N. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Sobur, A. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
- Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
- Sulistyaningtyas, T. 2008. Pemantapan Ketahanan Nasional NKRI melalui Pendekatan Kebahasaan: Studi Kasus Masyarakat Perbatasan di Batam. Jurnal Sosioteknologi, 7(13), 334—344, http://journals.itb.ac.id/index.php/-sostek/, diakses 9 Februari 2016. Sumarsono. 2011. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Susetyo. 2010. Tindakan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kelas. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
- Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik, Teori dan Problema. Surakarta: Kenary Offset.
- Tondo, H. 2009. Kepunahan Bahasa-Bahasa Daerah: Faktor Penyebab dan Implikasi Etnolinguistis. Jurnal Masyarakat dan Budaya 11(2), 277-296.
- Walgito, B. 2001. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
- Wardhaugh, R. 2010. An Introduction to Linguistics. Singapore: Blackwell.
- Winarti, S. 2015. Sikap Bahasa Masyarakat di Wilayah Perbatasan NTT: Penelitian Sikap Bahasa pada Desa Silawan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Metalingua 13(2), 215—227. http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/view/8/8, diakses 24 Februari 2016.