Main Article Content

Abstract

Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mengungkap mitos Juadah Kirik sebagai potensi kekuatan jahat atau potensi kekuatan baik dan mengungkap peran mitos Pusaka Sunggasanga sebagai instrumen untuk menetralisasi keburukan dan menciptakan harmoni. Kedua, merefleksikan mitos Juadah Kirik dan Pusaka Sunggasanga sebagai konsep dan praktik keseimbangan Rwa Bhineda. Penelitian ini berpendekatan kualitatif dan berperspektif folkloristic. Data penelitian diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan tahapan (1) mengidentifikasi informasi dan narasi mitos (reduksi); (2) mendeskripsikan nilai dan fungsi mitos dikaitkan dengan persepsi dan keyakinan (penyajian); dan (3) menarik simpulan fungsi mitos bagi penguatan eksistensi tradisi dan penegasan tujuan hidup (verifikasi). Hasil penelitian mengungkap, pertama, Juadah Kirik dimitoskan sebagai roh jahat pengganggu masyarakat, sementara itu Sunggasanga dimitoskan sebagai pusaka untuk menetralisasi roh jahat yang dapat mengubah peran Juadah Kirik dari pengganggu menjadi penjaga desa. Kedua, mitos Juadah Kirik dan Pusaka Sunggasanga merupakan proyeksi konsepsi ajaran keselarasan hidup masyarakat Tengger yang bersesuaian dengan ajaran keselarasan Hindu tentang Rwa Bhineda. Praktik Pujan Kasanga yang melatarbelakanginya merupakan praktik pemulihan keselarasan yang menciptakan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat.

Keywords

Juadah Kirik Pusaka Sunggasana mitos Rwa Bhineda Dewata Nawa Sanga

Article Details

How to Cite
Sukmawan , S., & Putra, M. Z. E. (2023). Tradisi Pujan Kasanga: Mengungkap Konsep Keselarasan Hidup Masyarakat Tengger. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 8(2), 173 - 184. https://doi.org/10.24832/jpnk.v8i2.4350

References

  1. Abdullah, R., & Panghastuti, T. (2018). Analisis hubungan antara bangunan bersejarah, mitos, budaya masyarakat lokal dengan motivasi wisatawan berkunjung di daya tarik wisata Tamansari Yogyakarta. Journal of Tourism and Economic, 1(1), 38-47. doi.org/10.36594/jtec.v1i1.20
  2. Alfarisi, A. S., Firdayani, F. A., Safitri, A. A., Ariyanti, F., & Pradana, A. B. H. (2019). Mitos dan budaya Kaapunan masyarakat Gantung, Belitung Timur di tengah masyarakat global-multikultural. Buletin KKN Pendidikan, 1(1), 18-22. doi.org/10.23917/bkkndik.v1i1.9283
  3. Angeline, M. (2015). Mitos dan budaya. Humaniora, 6(2), 190-200. doi.org/10.21512/humaniora.v6i2.3325
  4. Bhattacarya, W. (2019). Purnama-tilem: Konsep Rwa Bhinneda pada Wariga di Bali. Jurnal Yoga dan Kesehatan, 2(1), 34-43. doi.org/10.25078/jyk.v2i1.1558
  5. Darmawan, I. P. A., & Krishna, I. B. W. (2019). Konsep ketuhanan dalam suara Gamelan menurut Lontar Aji Ghurnnita. GENTA HREDAYA: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan, 3(1), 49-56. doi.org/10.55115/gentahredaya.v3i1.449
  6. Dewanti, P. P. W. A., & Kameswari, I. G. A. A. W. (2019). Konsep Rwa Bhineda pada kain Poleng busana Pemangku Pengluran saat upacara Pengerebongan di Pura Agung Petilan, Kesiman. Jurnal Da Moda, 1(1), 16-20. doi.org/10.35886/damoda.v1i1.52
  7. Dewi, N. K. K., & Julianto, I. N. L. (2022). Perancangan desain karakter pada komik in game Rwa Bhineda: The world of balance studi independen agate. Reka Makna: Jurnal Komunikasi Visual, 2(1), 47-58.
  8. Fadli, M. R. (2021). Memahami desai metode penelitian kualitatif. HUMANIKA: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33-54. doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075.33-54
  9. Giri, I. P. A. A. (2020). Wall chart Dewata Nawa Sanga sebagai media pembelajaran agama Hindu bernilai teo-estis. Jñānasiddhânta: Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 2(1), 11-20. doi.org/10.55115/jnana.v2i1.816
  10. Hasanah, D. N., & Sukmawan, S. (2020). Titiluri Tengger: aktualisasi tradisi, refleksi jati diri dan strategi konservasi. LINGUA, 17(2), 157-168. doi.org/10.30957/lingua.v17i2.643
  11. Hasanah, H., & Sukmawan, S. (2021). Berbingkai kemajemukan budaya, bersukma Desakalapatra: selidik etnografi atas tradisi Tengger. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. 4(1), 79-90. doi.org/10.30872/diglossia.v4i1.102
  12. Humaeni, A. (2013). Makna kultural mitos dalam budaya masyarakat banten. Antropologi Indonesia: Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology, 33(3), 159-179.
  13. Illiyyin, R., Hayati, A., & Zayadi, H. (2019). Studi etnobotani pada upacara adat “Pujan Kasanga” di Desa Tosari Pasuruan. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 4, 1-7. doi.org/10.33474/e-jbst.v4i3.157
  14. Kariarta, I. W. (2019). Kontemplasi diantara mitos dan realitas. Jñānasiddhânta: Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 1(1), 37-47. doi.org/10.55115/jnana.v1i1.344
  15. Liao, Z., Xu, C., Cheng, H., & Dong, J. (2018). What drives environmental innovation? a content analysis of listed companies in China. Journal of Cleaner Production, 198, 1567-1573. doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.07.156
  16. Manuaba, I. B. A. L., & Utami, I. A. M. I. (2017). Nawa Sanga conspiracy: secrets behind ancient Balinese emblem of unity an ethnographic study. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 134, 32-39. doi.org/10.2991/icirad-17.2017.7
  17. Rahmawati, E., & Suseno, B. (2021). Tradisi masyarakat Tengger Bromo sebagai salah satu aset wisata budaya Indonesia. Jurnal Nusantara (Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Perhotelan), 4(1), 1-15.
  18. Rudiasti, N. N. W., Sudana, A. A. K. O., & Raharja, M. S. (2017). Android based introduction of Dewata Nawa Sanga virtual reality application. International Journal of Computer Applications (0975 – 8887), 169(7), 38-45.
  19. Sandiyasa, I. K. (2018). Refleksi dan dekonstruksi teori Oposisi Biner dalam tradisi Hindu masyarakat Bali. Pangkaja: Jurnal Agama Hindu, 21(1), 68-73. doi.org/10.25078/pkj.v21i1.544
  20. Saskara, P. A. (2019). Pengaruh Augmented Reality senjata Dewata Nawa Sanga sebagai media pembelajaran interaktif terhadap pembelajaran agama Hindu di SD negeri 2 Pererenan. Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Budaya, 14(2), 20-28. doi.org/10.25078/wd.v14i2.1226
  21. Soraya, I. (2017). Personal branding Laudya Cynthia Bella melalui Instagram (studi deskriptif kualitatif pada akun Instagram @Bandungmakuta). Jurnal Komunikasi, 8(2), 30-38. doi.org/10.31294/jkom.v8i2.2654
  22. Sukmawan, S., Firdaus, E. N., Salamah, Ramadhani, A. K. (2022). Mendaras puja, mengemas tamasya: potensi gastro-sastra wisata. Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press).
  23. Sukmawan, S., Ramadhani, A. K., & Firdaus, E. N. (2020). Pesan edukasi seksual bagi remaja Tengger melalui Tari Sodoran. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4(2), 109-118. doi.org/10.24114/gondang.v4i2.19210
  24. Taniardi, P. N. (2013). Tradisi megalitik pada ritual Kekerik di kalangan masyarakat Tengger. Berkala Arkeologi, 33(2), 185-200. doi.org/10.30883/jba.v33i2.27
  25. Warsiti, W., Rosida, L., & Sari, D. F. (2020). Faktor mitos dan budaya terhadap keberhasilan asi eksklusif pada suku Jawa. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 15(1), 151-161. doi.org/10.30643/jiksht.v15i1.79
  26. Wirakesuma, N. I. (2017). Ekspresi wajah reinterpretasi visual di balik karakter Dewata Nawa Sanga. MUDRA: Jurnal Seni Budaya, 32(1), 99-109. doi.org/10.31091/mudra.v32i1.90
  27. Yelly, P. (2019). Analisis makhluk superior (naga) dalam legenda Danau Kembar (kajian semiotika Roland Barthes; dua pertandaan jadi mitos). Jurnal Serunai Bahasa Indonesia, 16(2), 121-125. doi.org/10.37755/jsbi.v16i2.200 200