Main Article Content

Abstract

This article aimed to examine the role of adapted game in overcoming psychological problems for children with special needs and role of learning of adapted game-based actual development model in improving the courage and confidence to try a new skill for children with special needs. The method used literature review. The results show, first, the psychological problems in this case courage and confidence to try a new skills can be overcomed by applying adapted game. The potency of adapted game in addressing the issue due to the concept of self-efficacy and Zone of Proximal Development (ZPD) and its scaffolding.With this concept, the application of adapted game involving other people as a successful model and a scaffold to help learn new skills, and the learning starts from the skills that can be performed by child independently. Second, the adapted game based on actual development model may increase the courage and confidence because of their emphasis on the planning function in the field with its main target ‘children want to try repeating’ causing a sense of comfort, and the development of the model put assesment of the child’s skills as a first step, and followed by the next four steps, namely accommodation and modification, implementation, instruction, and evaluation.This study concludes that the adapted game and the learning of adapted game based on actual development model can overcome the psychological problems of children with special needs, especially the problem of courageous and confidence to try out a new skill.

 

ABSTRAK

 

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran permainan adaptif dalam mengatasi permasalahan psikis anak berkebutuhan khusus (ABK) dan peran model pembelajaran permainan adaptif  berbasis perkembangan aktual dalam meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri ABK untuk mencoba suatu keterampilan baru. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka. Hasil kajian menunjukkan, pertama, permasalahan psikis ABK berupa keberanian dan kepercayaan diri untuk mencoba suatu keterampilan baru dapat diatasi dengan menerapkan permainan adaptif. Kemanjuran permainan adaptif dalam mengatasi permasalahan tersebut dikarenakan adanya konsep efikasi diri dan zona perkembangan terdekat beserta perancahnya. Dengan konsep tersebut, permainan adaptif diterapkan dengan melibatkan orang lain sebagai model sukses dan perancah untuk membantu ABK mempelajari keterampilan baru, serta pembelajarannya dimulai dari keterampilan yang sudah dapat dilakukan oleh ABK secara mandiri. Kedua, model permainan adaptif berbasis perkembangan aktual dapat meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri ABK. Hal tersebut dikarenakan adanya penekanan pada perencanaan fungsional di lapangan dengan target utamanya ‘anak mau mencoba melakukan permainan dan mengulanginya’ sehingga timbul rasa nyaman. Pengembangan model dilakukan dengan menempatkan asesmen awal terhadap keterampilan ABK sebagai langkah pertama yang dikuti empat langkah berikutnya, yaitu akomodasi dan modifikasi, implementasi, pengajaran, dan evaluasi. Kesimpulan kajian ini adalah permainan adaptif dan model pembelajaran permainan adaptif berbasis perkembangan aktual dapat mengatasi permasalahan psikis ABK, terutama masalah keberanian dan kepercayaan diri untuk mencoba suatu keterampilan baru.

Article Details

How to Cite
--, W. (2016). Pengembangan Pembelajaran Permainan Adaptif Berbasis Perkembangan Aktual bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 1(1), 59-79. https://doi.org/10.24832/jpnk.v1i1.227

References

  1. Adapted Physical Education National Standards(APENS). 2008. 15 Standards of Specialized Knowledge. http://www.apens.org/15standards.html. diakses 18 Desember 2014.
  2. Alabama State Department of Education. 2014. Alabama Adapted Physical Education and 504 Process State Guidelines.Montgomery, Alabama 36104.
  3. Amparo, E., Gutiérrez, M., Pascual, C., & Liopis, R. 2010. Implementation of the Personal and Social Responsibility Model to Improve Self-Efficacy during Physical Education Classes for Primary School Children. International Journal of Psychology and Psychological Therapy. 2010, 10 (3), hlm. 387-402
  4. Auxter, D., Pyfer, J., Zittel, L., & Roth, K. (Ed.). 2010. Principles and Methods of Adapted Physical Education and Recreation. New York, NY: McGraw-Hill.
  5. Bandura, A. 2012. On The Functional Properties of Perceived Self-efficacy Revisited. Journal of Management, 38 (1) hlm. 9-44.
  6. Bandura, A. 1986. Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  7. Bennett, N., Wood, L, & Rogers, S. 2005. Teach Through Play. Teacher througf Play (terjm.) Grasindo. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
  8. Bullock, C.G. 2014. The Influence of Observational Learning on Self-reported Physical Activity, Self-efficacy for Physical Activity, and Health-related Fitness Knowledge for Physical Activity” Dissertations. University of Southern Mississippi.
  9. David, 2007. ÿþAssessment for Disabled Students: an International Comparisonÿþ (Report), Pepper, 25 September 2007, UK: Ofqual’s Qualifications and Curriculum Authority, Regulation & Standards Division Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. 2014. Sekolah Harus Cari 225 Ribu ABK yang Belum Terlayani Pendidikan. SPIRIT, Edisi 72, Tahun X.
  10. Dwiyogo. W. 2010. Dimensi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
  11. Edy, A. 2014. Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak. Jakarta: Noura Books.
  12. Feden, P., & Vogel, R. 2006. Education.New York: McGraw-Hill.
  13. Feltz, D., & Magyar, T. 2006. Self-efficacy and Adolescents in Sport and Physical Activity. In F.
  14. Pajares & T. Urdan (Eds.), Self-efficacy Beliefs of Adolescents. Greenwich, CT:Information Age Publishing.
  15. Gunawan, F. 2014. Survei Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif Sekolah Dasar Luar Biasa Se-Kabupaten Gunungkidul. ACTIVE Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations, 3 (2), hlm. 916-921.
  16. Hortz, B., & Petosa, R.L., 2008. Social Cognitive Theory Variables Mediation of Moderate Exercise. American Journal Health Behavior. 32 (3), hlm.305-314.
  17. Keller, J.M.2010. Motivational Design for Learning and Performance: the ARCS Model Approach. London: Springer.
  18. Kelly, L.E. 2011, Designing and Implementing Effective Adapted Physical Education Programs. Sagamore Publishing LLC, 1807 N. Federal Dr, Urbana, IL 61801.
  19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Pengkajian Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Anak Berkelainan). Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Buku Guru, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Jakarta.
  20. Kolovelonis, A., Goudas M., Hassandra, M., & Dermitzaki, I. 2012. Self-regulated Learning in Physical Education: Examining The Effects of Emulative and Self-Control Practice. Psychology of Sport and Exercise,13(4), hlm.383-389.
  21. Kolovelonis A. & Goudas, M. 2013. The Development of Self-Regulated Learning of Motor and Sport Skill in Physical Education: a Review. Hellenic Journal of Psychology, 10, hlm. 193- 210.
  22. LaCortiglia, M. 2009, ‘Adaptive Physical Education’ [online], Perkins School for the Blind, Massachusetts,USA.http://support.perkins.org/site/PageServer?pagename=WebcastsAdaptive_PE_ Matt_ LaCortig lia, diakses 9 September 2013.
  23. Li, W., Lee, A., & Solmon, M. 2007. The Role of Perceptions of Task Difficulty in Relation to Self-Perceptions of Ability, Intrinsic Value, Attainment Value, and Performance. EuropeanPhysical Education Review, 13(3), hlm. 301-318.
  24. Lickona, T. 2013. Educating for Character Mendidik untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah Dapat Mengajakan Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  25. Martens, R. 2012. Turning Kids on to Physical Activity for a Lifetime. Quest, 48(3), hlm.303-310.
  26. Mangunsong. F. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: LPSP3 UI.
  27. Peterson, M., Lawman, H., Wilson, D., Fairchild, A., & Van Horn, M. 2012. The Association of Self-Efficacy and Parent Social Support on Physical Activity in Male and Female Adolescents. Health Psychology, 32(6), hlm.666-674, doi: 10.1037/a0029129.
  28. Pribadi, B.A. 2011. Model Assure untuk MendesainPembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat.
  29. Sagala, S. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
  30. Sa’id, M.A. 2015.Mendidik Remaja Nakal. Yogyakarta: Semesta Hikmah.
  31. Tarigan, B. 2008. Pendidikan Jasmani Adaptif. Jakarta: Jurusan Pendidikan Olahraga.
  32. Sumiswan. Pembaharuan dalam Penjas Adaptif. http://sumiswan.wordpress.com/pembaharuandalam-penjas-adaptif/, diakses 9 April 2014.
  33. Sun, H., Chen, A., Zhu, X., & Ennis, C.D. 2012. Learning Science-Based Fitness Knowledge in Constructivist Physical Education. The Elementary School Journal, 113 (2), hlm. 215-229.
  34. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  35. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
  36. Vygotsky, L. S. 1978. Mind in Society The Development of Higher Psychological Processes. London: Harvard University Press
  37. Yohanes, R. S. 2010. Teori Vygotsky dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Widya Warta: Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, 34 (2), hlm. 134
  38. Wihandoko, D. 2012. Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  39. Widodo. 2015. Identifikasi Kesiapan Belajar Motorik Anak Usia Dini (4-5 tahun), Yogyakarta: Azzagrafika.
  40. Winarko, R.A 2010. Penjas Adaptif, http://rahmanariwinarko. blogspot.com/2010/12/penjasadaptif.html, diakases 9 April 2014.