Main Article Content

Abstract

This research aimed to find out: 1) the level of formal education, training intensity, meeting intensity, and competence of extention education agent; and 2) the influence of the level of formal education, training intensity, meeting intensity, and competence of extention education agent to the enhancement of competence of the extention education agent. The research used survey method applied to public service extention education agents in Karawang District and Garut District, West Java. Descriptive and multiple regression analysis were used to proceed the data. The result of descriptive statistic analysis showed that the level of formal education was low, the intensity of meeting among the extention education agents mostly was high, the intensity of attended training was very low, and the competence of extention education agent was also low. The analysis of multiple regression showed that the intensity of meeting among the extention education agents and the intensity of training influenced significantly toward the competency of extention education agents, while the level of in-service formal education followed by public service extension education agents was not significant enough to influence their competency. For that reason the intensity of meeting and training should be enhanced.

 

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) tingkat pendidikan formal, intensitas pelatihan, intensitas pertemuan antarpenyuluh, dan kompetensi penyuluh pertanian; dan 2) pengaruh tingkat pendidikan formal, intensitas pelatihan, dan intensitas pertemuan antarpenyuluh terhadap peningkatan kompetensi penyuluh pertanian. Penelitian menggunakan metode survei terhadap penyuluh pertanian Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Pengolahan data menggunakan analisis deskriftip dan regresi berganda. Hasil analisis dekriptif menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal rendah, intensitas pertemuan antarpenyuluh tinggi, intensitas pelatihan masih sangat rendah, dan kompetensi penyuluh pertanian rendah. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa intensitas pertemuan antarpenyuluh dan intensitas pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian, sedangkan tingkat pendidikan formal yang diikuti penyuluh setelah menjadi penyuluh PNS tidak cukup signifikan berpengaruh dalam membentuk kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, intensitas pertemuan antarpenyuluh dan intensitas pelatihan perlu ditingkatkan.

 

Article Details

How to Cite
Anwas, O. M. (2013). Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, dan Intensitas Pertemuan terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 19(1), 50-62. https://doi.org/10.24832/jpnk.v19i1.107

References

  1. Anwas, Oos M. 2000. Siaran Radio Pendidikan: Analisis Model Peningkatan Kualifikasi Guru SD. Jakarta: Jurnal Teknodik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Anwas, Oos M. 2009. Pemanfaatan Media dalam Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian. Disertasi: Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pascasarjana IPB Bogor (tidak dipublikasikan).
  3. Anwas, Oos M. 2011. Kompetensi Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Petani. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. Universitas Terbuka, Jakarta: Maret 2011.
  4. Asngari, Pang S. 2006. Kumpulan Bahan Kuliah Prinsip-prinsip Penyuluhan. Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan. Sekolah Pascasarjana. Bogor: IPB. (tidak dipublikasikan).
  5. Boyatzis, RE. 1984. The Competent Manager: A Model for Effective Performance. New York: Jihn Willy & Sons.
  6. Bosker, J. 1997. Training Effectiveness, New York, Pergamon.
  7. Dahama, O.P. dan O.P. Bhatnagar. 1980. Education and Communication for Development. New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co.
  8. Dey, Ian. 1993. Qualitatif Data Analisis: A User Frienly Guide for Social Sientists. New York: Routledge.
  9. Effendy, Lukman. 2009. Kinerja Petani Pemandu dalam Pengembangan PHT dan Dampaknya pada Perilaku Petani di Jawa Barat. Disertasi Pascasarjana IPB Bogor.
  10. Frisdiantara, Christea. Eka Afnan Troena. Armana Thoyib. dan Suhardjono. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kompetensi Manajerial; Studi pada Sarjana Akuntansi di Jakarta, Surabaya, dan Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen, Universitas Brawijaya. Volume 9 Nomor 2 Maret 2011.
  11. Hafsah, Mohammad Jafar. 2009. Penguatan Peran PAPPI dalam Mendukung Tumbuh dan Berkembangnya Modal Sosial di Masyarakat. Makalah Simposium dan Kongres Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI). Bogor, 24 s.d. 25 November 2009.
  12. Johnson, Richard A., dan Dean W. Wichern. 2002. Applied Multivariate Statistical Analysis. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education.
  13. Kerlinger, Fred N. 1993. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
  14. Kincaid, D. Lawrence dan Wilbur Schramm. 1987. Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia. Edisi Indonesia. Jakarta: LP3ES.
  15. Lim, Theo. Suah K, Ling L. Angela FL. and Si Via Chong. 2008. Motivation, Competence, and Comfidence to teach: An Exploratory Study of the Impact of an Initial Teacher Preparation (ITP) Programme on Beginning Primary School Teachers, KJEP Journal.
  16. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2000. Human Resource Management, 9-th edition. South-Wetern College Publishing.
  17. Mondy, R. Wayne, dan Robert M. Noe. 1996. Human Resource Management. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
  18. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
  19. Mulyadi, Teddy Rachmat. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan Dampaknya Pada Perilaku Petani Padi di Jawa Barat. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB Bogor.
  20. Nuryanto, Bambang Gatut. 2008. Kompetensi Penyuluh dalam Pembangunan Pertanian di Propinsi Jawa Barat. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB Bogor.
  21. Rosenberg, Mj. 2001. E-learning: Strategis for Delivering Knowledge in the Digital Age. New York: McGraw-Hill.
  22. Rogers, Everett M. 1995. Diffusion of Innovations. Fourh Edition. New York:The Free Press.
  23. Sevilla, C. G., J. A. Ochave, T. G. Punsalan, B. P. Regala, dan G. G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  24. Spencer, M. Lyle dan M. Signe Spencer. 1993. Competence at Work: Models for Superrior Performance, John Wily & Son, Inc. New York, USA.
  25. Severin, J. Werner dan James W. Tankard. 2001. Communication Theory: Origin, Methods, and Uses in The Mass Media. Eddison Wesley Lngman, Inc.
  26. Slamet, Margono. 1992. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong Era Tinggal Landas. Diedit oleh: Aida V., Prabowo T., dan Wahyudi R. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
  27. Slamet, Margono. 2008. Menuju Pembangunan Berkelanjutan Melalui Implementasi UU No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Dalam Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Penyunting: Adjat Sudrajat dan Ida Yustina. Bogor: Sydex Plus.
  28. Slamet, Margono. 2009. Perkembangan Penyuluhan Teori dan Praktek. Bogor: Program Mayor Penyuluhan Pembangunan Departemen Komunikasi & Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB http://margonoipb.wordpress.com/category/makalah-makalah/penyuluhan-teori-dan-praktek/ (2 Agustus 2011).
  29. Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
  30. Sumardjo. 2006. Kompetensi Penyuluh. Makalah disampaikan pada Pertemuan KPPN dengan Departemen Pertanian di Batam pada April 2006.
  31. Sumardjo. 2008. Perlukah Stadarisasi Kompetensi. Makalah disajikan dalam Seminar Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB, 7 Juli 2008.
  32. Sumardjo. 2009. Penyuluhan Pembangunan: Pilar Pendukung Kemajuan dan Kemandirian Masyarakat. Dalam Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Penyunting: Adjat Sudrajat dan Ida Yustina. Bogor: Sydex Plus.
  33. Sandjaja, Sasa Djuarsa, dan Ilya Sumawinardi. 2004. Teori Komunikasi; Materi Pokok Modul Universitas Terbuka, Jakarta: UT.
  34. Sugiarti, Yuni. 2012. Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan
  35. Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Artikel Jurnal Teknodik Vol. XVI No. 1 Maret 2012. Jakarta: Pustekkom Kemdikbud.
  36. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: 2003.
  37. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: 2006.
  38. Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins, 1996. Agricultural Extension (second edition). Blackwell Science, Osney Mead, Oxford OX2 OEL.